Pernah merasa sangat mengantuk di saat jam-jam sibuk? Jika ini yang
sering kita rasakan, mungkin kita mengidap hipersomnia. Menurut dr
Andreas Prasadja, RPSGT, sleep technologist dari Sleep Disorder
Clinic-RS Mitra Kemayoran, hipersomnia adalah sebuah gejala gangguan
tidur yang membuat penderitanya mengalami rasa kantuk berlebihan
meskipun sudah tidur cukup.
Dalam blog-nya, Andreas menggambarkan selain rasa kantuk berlebihan,
ciri-ciri lainnya adalah bangun tidur tak segar, cepat mengantuk, sulit
berkonsentrasi, cepat lelah, plus daya ingat yang terus menurun.
jangan anggap remeh jika sering mengantuk. Kantuk yang selalu datang,
jelas akan mengganggu aktivitas, dan pada akhirnya akan menurunkan
produktivitas. Kreativitas dan kemampuan analisa jelas menurun. Begitu
pula dengan stabilitas emosi.
Selalu mengantuk juga membahayakan jiwa, terutama jika mengendara atau
mengoperasikan alat-alat berat. Kecelakaan kapal tanker Exxon Valdez dan
pabrik Chernobyl menjadi contoh terpopuler kecelakaan akibat kantuk.
Mengantuk sekali-sekali dan selalu mengantuk jelas berbeda. Selalu
mengantuk walau tidur sudah cukup disebut kantuk berlebih atau
hipersomnia.
Ketika sering mengantuk cobalah periksa apakah Anda sudah cukup tidur?
Orang dewasa pada umumnya butuh tidur 7-8 jam seharinya. Sementara
kebutuhan tidur kelompok usia remaja-dewasa muda (akhir 20-an) adalah
8,5-9,25 jam perhari. Pada kelompok usia dewasa muda, jika sering
mengantuk dan tidur 6-7 jam saja seharinya wajar jika masih mengantuk.
Sebelum menebak-nebak atau terus mengonsumsi stimulan, cobalah untuk menambah jam tidur terlebih dahulu.
Hipersomnia
Kata Hipersomnia (hypersomnia) berasal dari kata Yunani hyper, yang
artinya “lebih” atau “lebih dari normal”, dan dari bahasa Latin somnus,
artinya “tidur”. Hipersomnia (hypersomnia) primer yang merupakan rasa
kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung sampai sebulan
atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan ( terkadang disebut sebagai
mabuk tidur) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun setelah periode
tidur yang panjang (biasanya 8 sampai 12 jam tidur), atau mungkin ada
pola episode tidur siang , muncul setiap hari, dalam bentuk tidur siang
yang diharapkan atau tidak diharpkan
Seperti halnya insomnia, hipersomnia adalah salah satu gejala gangguan
tidur. Seorang yang mengalami hipersomnia sebenarnya mudah sekali
dikenali. Ciri-cirinya ia mengantuk walau sudah cukup tidur. Jika
mengantuk karena tidur yang kurang, itu bukan hipersomnia.
Untuk membebaskan diri dari “kekacauan” akibat tak bisa membuat
rutinitas tidur kita menjadi lebih berkualitas, lakukanlah 8 langkah
berikut:
1. Tidur berkualitas: Ketika kita bicara tidur yang berkualitas, bukan
hanya durasi lamanya mata terpejam yang diperhitungkan. Melainkan
bagaimana kita membuat gelombang otak masuk ke dalam vase tidur lelap.
Dan vase tidur lelap akan tercapai jika kita benar-benar siap untuk
tidur tak hanya sekadar memejamkan mata.
Mengenai durasi, idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur 8-9 jam
di malam hari. Sedangkan untuk remaja, 9 jam adalah waktu yang tak bisa
ditawar-tawar.
2. Jauhkan pengganggu tidur: “Jadikanlah tempat tidur sebagai tempat
yang nyaman untuk terlelap dan bercinta,” demikian Avelino Verceles, MD,
asisten profesor dari University of Maryland School of Medicine
menyarankan. Ini artinya, sambung Verceles yang juga direktur School’s
Sleep Medicine Fellowship, kita harus menjauhkan televisi, video , dan laptop atau komputer dari kamar.
3. Buat jam tidur yang teratur: Orang yang mengidap gangguan tidur
biasanya akan disarankan untuk tidur dan bangun pada jam yang sama
setiap hari, termasuk hari libur dan akhir pekan. Tapi menurut Barry
Krakow, MD, direktur medis Maimonides Sllep Arts and Sciences, Ltd.,
yang juga menulis buku Sound Sleep, Sound Mind: 7 Keys to Sleeping
Through the Night, mengatur waktu tidur dan bangun justru menjadi
kesulitan tersendiri bagi mereka yang sudah mengalami gangguan tidur.
Untuk itu, Krakow menawarkan sebuah alternatif, yaitu dengan menentukan
waktu bangun yang harus diikuti setiap harinya. “Konsisten bangun di
waktu yang sama selama seminggu atau sampai sebulan, maka tubuh akan
mengikuti ritme tersebut.”
Ritme ini yang nantinya akan membentuk sirkardian atau jam biologis
tubuh. Kita akan selalu mengantuk lebih cepat jika di malam sebelumnya
kita kurang tidur, tapi bangun selalu di jam yang sama. Walhasil tubuh
akan meminta kita kembali pada jam tidur yang sebelumnya.
4. Perlahan majukan jam tidur kita: Jika menentukan jam tidur dan bangun
yang sama setiap harinya tak sukses, cobalah majukan jam tidur kita 15
menit lebih cepat selama 4 malam berturut-turut. Setelah ini berhasil,
buat jadwal tidur kita 1 jam lebih cepat dari biasanya.
5. Makanlah dengan teratur: Jika kita bertanya apa hubungannya makan
dengan tidur, maka jawabannya adalah keduanya sangat erat terkait. Makan
di jam yang sama setiap hari akan membuat sirkardian kita “berdentang”
dengan teratur, termasuk distribusi energi untuk memberikan sinyal pada
kita bahwa sudah waktunya istirahat.
Jika kita tidak makan teratur, misalnya memundurkan makan siang menjadi
lebih sore, akan membuat makan malam kita mundur sampai mendekati waktu
tidur. Dan pasokan energi mendekati waktu tidur justru membuat kita
bersemangat melakukan banyak hal. Plus idealnya, 2 sampai 3 jam sebelum
waktu tidur kita sudah berhenti makan agar metabolisme berjalan sempurna
sehingga tak ada yang berubah wujud menjadi timbunan lemak di tubuh.
6. Berolahragalah! Lakukanlah aktivitas bakar lemak seperti aerobik
setiap hari, minimal 30 menit. Aerobik akan membuat tubuh kita lebih
cepat terlelap. Terlebih jika kita melakukan olahraga di ruang terbuka,
30 menit terpapar sinar matahari pagi akan meregulasi pola tidur kita.
Sehingga secara alamiah bisa tidur dengan teratur dan berkualitas. Yang
perlu diingat adalah hindarilah berolahraga 3 jam sebelum tidur, sebab
adrenalin yang terpacu justru akan menjauhkan kita dari rasa kantuk.
7. Naiklah ke atas tempat tidur jika benar-benar sudah mengantuk:
Menurut Krakow, jika kita hanya kelelahan setelah beraktivitas seharian,
sebaiknya jangan naik ke atas tempat tidur. Sebab ternyata, ini justru
tak akan membuat kita terlelap. Melainkan hanya berguling-guling di atas
tempat tidur.
“Rasa kantuk yang sebenarnya adalah ketika kita mulai merasa tak bisa
berkonsentrasi dan mata sudah ingin terlelap. Sedangkan untuk rasa
kelelahan kita, cobalah untuk relaksasi selama 15 menit, dengan
otot-otot tubuh tidak menjadi ‘rewel’ ketika berbaring di atas tempat
tidur,” Krakow memaparkan.
8. Temuilah pakar kesehatan tidur: Jika 7 langkah di atas masih belum
juga berhasil membuat kita tertidur dengan nyenyak, sebaiknya
berkonsultasilah dengan dokter kesehatan tidur. Sebab hipersomnia juga
bisa merujuk pada gangguan tidur seperti narkolepsi atau sleep apnea.
Narkolepsi adalah gangguan yang membuat orang tak bisa menahan rasa
kantuknya, sehingga dalam keadaan tengah beraktivitas pun bisa tiba-tiba
tertidur. Sedangkan sleep apnea, gangguan nafas pada saat tidur yang
sebenarnya membuat otak kita tetap terjaga meski mata terpejam.
Hal lain yang juga bisa mengundang gangguan tidur adalah depresi, paska
trauma, atau obat-obatan. Itu mengapa kita butuh bantuan ahli yang
mengerti bagaimana mengatasi berbagai pemicu gangguan tidur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar