Survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) kuartal IV 2013, mendapatkan 70 persen responden mengatakan punya kemungkinan memiliki masa pensiun sesuai yang mereka inginkan. Namun, setengah responden survei itu ternyata belum punya rencana untuk masa pensiunnya.
Menurut survei itu, para responden berpikir akan menggantungkan hidup selama setidaknya 16 tahun masa pensiun pada tabungan. Asumsi itu dihitung menggunakan usia harapan hidup 77 tahun dan pensiun setelah berumur 60 tahun. Faktanya, tabungan tersebut diperkirakan hanya akan bisa memenuhi kebutuhan selama 9 tahun.
Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan mengatakan kurangnya perencanaan masa pensiun punya konsekuensi serius. "(Padahal) dari segi prioritas tabungan, perencanaan masa pensiun menempati urutan ketiga setelah membayar pendidikan anak dan memulai bisnis sendiri," kata Nanan di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Adapun bila masa pensiun akan digantungkan pada hasil investasi, kata Nanan, orang Indonesia merasa pilihan investasi yang tersedia belum memadai. Karenanya, ujar dia, pada umumnya orang Indonesia berpendapat membiayai pendidikan anak dan memulai bisnis sendiri merupakan investasi.
"Yang perlu mereka pertimbangkan 'investasi' seperti ini mungkin tidak memberikan pendapatan yang mereka perlukan pada masa pensiun," kata Nanan. Dia menyarankan, para calon pensiunan untuk segera mencari alternatif investasi yang memang memberikan pendapatan tetap dengan hasil pengembalian yang aman, andal, stabil.
Menurut survei itu, para responden berpikir akan menggantungkan hidup selama setidaknya 16 tahun masa pensiun pada tabungan. Asumsi itu dihitung menggunakan usia harapan hidup 77 tahun dan pensiun setelah berumur 60 tahun. Faktanya, tabungan tersebut diperkirakan hanya akan bisa memenuhi kebutuhan selama 9 tahun.
Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan mengatakan kurangnya perencanaan masa pensiun punya konsekuensi serius. "(Padahal) dari segi prioritas tabungan, perencanaan masa pensiun menempati urutan ketiga setelah membayar pendidikan anak dan memulai bisnis sendiri," kata Nanan di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Adapun bila masa pensiun akan digantungkan pada hasil investasi, kata Nanan, orang Indonesia merasa pilihan investasi yang tersedia belum memadai. Karenanya, ujar dia, pada umumnya orang Indonesia berpendapat membiayai pendidikan anak dan memulai bisnis sendiri merupakan investasi.
"Yang perlu mereka pertimbangkan 'investasi' seperti ini mungkin tidak memberikan pendapatan yang mereka perlukan pada masa pensiun," kata Nanan. Dia menyarankan, para calon pensiunan untuk segera mencari alternatif investasi yang memang memberikan pendapatan tetap dengan hasil pengembalian yang aman, andal, stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar