Saat berada di Bumi Papua dalam misi menjelajah nusantara, tim 100 Hari Keliling Indonesia (100 HKI) Kompas TVsempat bertandang ke Nabire, tepatnya Desa Kwatisore. Di sana, tim bertemu dengan relawan WWF Indonesia yang sedang melakukan pelatihan dan pengajaran masyarakat di pesisir Teluk Cendrawasih tersebut.
Ada persoalan yang terjadi di sini. Ketika anak-anak Kwatisore berharap menuntut ilmu dan meraih cita-cita tinggi namun terhalang dengan kurangnya tenaga pengajar. "Satu guru bahkan harus mengajar 6 kelas sekaligus," kata anggota tim 100 HKI, Tanti Malasari.
Menurut Tanti, kekosongan para pengajar ini yang kemudian diisi oleh pengajar dari WWF. "Mereka memberi pendidikan lingkungan sederhana agar mudah diserap dan ditanam dipikiran anak-anak," ucapnya.
Saat itu anak-anak belajar di Kapal Gurano Bintang, kapal pendidikan anak usia sekolah milik WWF Indonesia. Kapal ini bertujuan memberikan pengetahuan, pendidikan dan inspirasi konservasi lingkungan hidup serta menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir Teluk Cenderawasih.
Selain mengajar anak-anak, relawan WWF Indonesia juga mengajak Ramon Y Tungka, pemandu acara 100 HKI, untuk menyaksikan para pengajar memberikan program pelatihan ekonomi rumah tangga di SD YPK Immanuel.
"Penyuluhan ini mengajarkan cara mengelola keuangan rumah tangga, jangan sampai besar pasak daripada tiang," katanya.
Ada persoalan yang terjadi di sini. Ketika anak-anak Kwatisore berharap menuntut ilmu dan meraih cita-cita tinggi namun terhalang dengan kurangnya tenaga pengajar. "Satu guru bahkan harus mengajar 6 kelas sekaligus," kata anggota tim 100 HKI, Tanti Malasari.
Menurut Tanti, kekosongan para pengajar ini yang kemudian diisi oleh pengajar dari WWF. "Mereka memberi pendidikan lingkungan sederhana agar mudah diserap dan ditanam dipikiran anak-anak," ucapnya.
Saat itu anak-anak belajar di Kapal Gurano Bintang, kapal pendidikan anak usia sekolah milik WWF Indonesia. Kapal ini bertujuan memberikan pengetahuan, pendidikan dan inspirasi konservasi lingkungan hidup serta menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir Teluk Cenderawasih.
Kapal Gurano Bintang, tempat anak-anak Papua belajar.Nama Gurano Bintang diambil dari nama hiu langka yang hidup di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Nabire serta Desa Kwatisore adalah salah satu dari 17 desa yang rutin dikunjungi kapal ini. Nama Kwatisore diambil dari kata Khawatir Sore. "Karena setiap sore desa ini selalu diguyur hujan, begitu katanya," jelas Tanti.
Selain mengajar anak-anak, relawan WWF Indonesia juga mengajak Ramon Y Tungka, pemandu acara 100 HKI, untuk menyaksikan para pengajar memberikan program pelatihan ekonomi rumah tangga di SD YPK Immanuel.
"Penyuluhan ini mengajarkan cara mengelola keuangan rumah tangga, jangan sampai besar pasak daripada tiang," katanya.
Anak-anak Papua belajar di Kapal Gurano Bintang.Cerita tim 100 HKI bersama relawan WWF Indonesia serta sekelumit potret pendidikan di Nabire akan dikisahkan pada episode 19 program 100 HKI. Program ditayangkan di Kompas TV setiap Rabu pukul 20.00 WIB dan ditayangkan kembali pada Minggu pukul 14.00 WIB. Kisah lain perjalanan tim pernah dimuat di Kompas.com rubrik Travel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar