Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Nabire menjadi habitat salah satu spesies laut raksasa, hiu paus. Tim 100 Hari Keliling Indonesia (100 HKI) Kompas TV sempat bertandang dalam misi menjelajahi Nusantara.
Anggota tim 100 HKI, Ignatius Dimas Yuliyanto, mengatakan, hiu paus merupakan salah satu spesies ikan terbesar di dunia. Dia memiliki nama. Penduduk Nabire menyebutnya Gurano Babintang (Gurano Bintang) atauwhale shark.
"Dia sering memperlihatkan dirinya tanpa merasa terganggu dengan keberadaan manusia di dekatnya," kata Dimas.
Dinamakan hiu paus, ujar salah satu tim 100 HKI lainnya, Tanti Malasari, lantaran spesies ini masuk ke dalam jenis hiu. Namun, ukuran tubuhnya sangat besar, bisa menyaingi ukuran paus. "Walau termasuk jenis hiu, hiu paus bukanlah hewan buas. Hiu ini makan dengan menyaring air laut," ujar Tanti.
Penelitian itu bertujuan untuk mendapatkan data ilmiah tentang pergerakan dan populasi hiu paus dalam rangka konservasi, dengan cara foto ID, penanda satelit, dan radio frequency identification. Berdasarkan pendataan, populasi hiu paus cukup aman, tidak ada perburuan dan tindakan yang membahayakan mereka.
"Ada 58 hiu paus yang teridentifikasi dan ditandai. Satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah jumlah hiu paus betina lebih sedikit dibanding hiu paus jantan. Kondisi yang sama sekali tidak ideal untuk reproduksi," ujarnya.
Ramon dan tim tidak berlama-lama jumpa dengan Gurano Bintang. Mereka harus melanjutkan perjalanan ke destinasi lain di penjuru negeri. "Bagi Ramon, perjalanan (di Nabire) ini adalah pengalaman yang sungguh tak terhingga nilainya," kata Tanti.
Cerita perjalanan tim di Nabire akan diulas dalam episode ke-19 program 100 HKI Kompas TV. Program ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20.00 WIB serta penayangan ulang kembali pada Minggu pukul 14.00 WIB. Beberapa sisi lain kisah perjalanan tim telah terangkum di Kompas.commelalui rubrik Travel.
Anggota tim 100 HKI, Ignatius Dimas Yuliyanto, mengatakan, hiu paus merupakan salah satu spesies ikan terbesar di dunia. Dia memiliki nama. Penduduk Nabire menyebutnya Gurano Babintang (Gurano Bintang) atauwhale shark.
"Dia sering memperlihatkan dirinya tanpa merasa terganggu dengan keberadaan manusia di dekatnya," kata Dimas.
Dinamakan hiu paus, ujar salah satu tim 100 HKI lainnya, Tanti Malasari, lantaran spesies ini masuk ke dalam jenis hiu. Namun, ukuran tubuhnya sangat besar, bisa menyaingi ukuran paus. "Walau termasuk jenis hiu, hiu paus bukanlah hewan buas. Hiu ini makan dengan menyaring air laut," ujar Tanti.
Ramon Y Tungka dan Cassandra Tania, salah satu peneliti hiu paus di Indonesia.Tanti menuturkan, tim yang dipandu oleh Ramon Y Tungka mendapatkan banyak informasi terkait Gurano Bintang dari Cassandra Tania, salah satu peneliti hiu paus di Indonesia. "WWF bekerja sama dengan TNTC dan Hubbs Seaworld Research Institute San Diego California untuk meneliti hiu paus ini," katanya.
Penelitian itu bertujuan untuk mendapatkan data ilmiah tentang pergerakan dan populasi hiu paus dalam rangka konservasi, dengan cara foto ID, penanda satelit, dan radio frequency identification. Berdasarkan pendataan, populasi hiu paus cukup aman, tidak ada perburuan dan tindakan yang membahayakan mereka.
"Ada 58 hiu paus yang teridentifikasi dan ditandai. Satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah jumlah hiu paus betina lebih sedikit dibanding hiu paus jantan. Kondisi yang sama sekali tidak ideal untuk reproduksi," ujarnya.
Ramon dan tim tidak berlama-lama jumpa dengan Gurano Bintang. Mereka harus melanjutkan perjalanan ke destinasi lain di penjuru negeri. "Bagi Ramon, perjalanan (di Nabire) ini adalah pengalaman yang sungguh tak terhingga nilainya," kata Tanti.
Gurano Bintang merupakan bahasa lokal masyarakat Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang artinya Hiu Paus atau Whale Shark.Kabupaten Nabire terletak di bibir Teluk Cenderawasih. Dimas menjelaskan, nama Nabire menurut versi suku Hegure berarti "inambre", yang artinya pesisir pantai yang penuh dengan pohon palem.
Cerita perjalanan tim di Nabire akan diulas dalam episode ke-19 program 100 HKI Kompas TV. Program ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20.00 WIB serta penayangan ulang kembali pada Minggu pukul 14.00 WIB. Beberapa sisi lain kisah perjalanan tim telah terangkum di Kompas.commelalui rubrik Travel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar